Dzikir dan Berdoa

clip_image002

STANDAR KOMPETENSI

1. Melaksanakan tatacara berdikir dan berdo’a

KOMPETENSI DASAR

a. Menjelaskan tatacara berdzikir dan berdo’a setelah shalat

b. Menghafalkan bacaan dzikir dan do’a setelah shalat

c. Mempraktikkan dzikir dan do’a

TANBIH

"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.

IFTITAH

Dzikir dan doa merupakan sarana untuk berkomunikasi langsung seorang hamba kepada sang pencipta,Allah SWT. Tidak ada ketentraman yang sejati kecuali dengan mengingat( dzikir) kepada Allah.

a. Pengertian dan Dalil Dzikir serta Do`a

Dzikir berasal dari bahasa Arab dzakara ( ذَكَرَ ) yang berarti mengingat atau menyebut. Menurut istilah, dzikir adalah mengingat Allah dengan cara menyebut sifat-sifat keagungan dan kemuliaan-Nya seperti tahmid, tahlil dan tasbih.

Allah memerintahkan umat Islam untuk memperbanyak dzikir seperti disebutkan dalam al-Quran sebagai berikut yang artinya : “… ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta jangan ingkar (pada nikmat-Ku)” (QS. Al Baqarah: 152)

Rasulullah bersabda:

مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ (رواه البخارى

Artinya : “Perumpamaan orang yang menyebut (nama) Tuhannya dengan orang yang tidak menyebut (nama)-Nya, laksana orang hidup dengan orang yang mati ”. (HR. Bukhari)

Sedangkan do`a berasal dari bahasa Arab دَعَا يَدْعُو دُعَاءً yang berarti panggilan atau seruan. Menurut istilah, do`a adalah permohonan sesuatu yang disampaikan manusia sebagai makhluk kepada Allah SWT sebagai Sang Pencipta, baik untuk kepentingan hidup di dunia maupun di akherat.

b. Waktu-waktu yang utama untuk berdoa, ialah:

1. Pada bulan Ramadhan, terutama pada malam Lailatul Qadar.

2. Pada waktu wukuf di 'Arafah, ketika menunaikan ibadah haji.

3. Ketika turun hujan.

4. Sebelum dan sesudah shalat Fardhu.

5. Di antara adzan dan iqamat.

6. Ketika I'tidal yang akhir dalam shalat.

7. Ketika sujud dalam shalat.

8. Ketika khatam (tamat) membaca Al-Quran 30 Juz.

9. Sepanjang malam, utama sekali sepertiga yang akhir dan waktu sahur.

10. Sepanjang hari Jumat, karena mengharap berjumpa dengan saat ijabah (saat diperkenankan doa) yang terletak antara terbit fajar hingga terbenam matahari pada hari Jumat, terutama antara dua khutbah jum`at.

11. Pada saat kritis atau genting

12. Padasaat teraniaya.

13. Pada waktu minum air zam-zam.

c. Tempat-tempat yang baik untuk berdoa

1. Dikala melihat ka'bah.

2. Dikala melihat masjid Rasulullah Saw.

3. Di tempat dan dikala melakukan thawaf.

4. Disisi Multazam. Di dalam Ka'bah.

5. Disisi sumur Zamzam.

6. Di belakang makam Ibrahim.

7. Di atas bukit Shafa dan Marwah.

8. Di 'Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di sisi Jamarat yang tiga.

d. Adab Berdoa

1. Berdoa dengan perut yang diisi dengan yang halal.

2. Menghadap kiblat.

3. Memperhatikan saat yang tepat untuk berdoa, seperti di tengah malam dan sehabis shalat fardhu.

4. Mengangkat kedua tangan setentang kedua bahu.

5. Memulai dengan istighfar, memuji Allah, dan membaca shalawat.

6. Harus ada sikap tawadhu’ (rendah hati) dan rasa takut serta tidak mengeraskan suara. Firman Allah :

وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ

Artinya : “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Q.S. Al-A’raf : 205)

7. Menyederhanakan suara, antara bisik-bisik dengan suara keras

Firman Allah :

وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا

Artinya : “Janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu (doamu) dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu” (Q.S. al-Isra` : 110)

8. Tidak berdoa untuk keburukan atau memutus tali silaturahmi.

e. Manfaat doa

a. akan terhindar dari sifat sombong dan congkak;

b. akan terhindar dari sifat gampang putus asa;

c. hati dan pikiran kita akan tenang dan tenteram;

d. akan memberi motivasi atau dorongan yang kuat dalam menjalani kehidupan ini;

e. di manapun kita berada dan kemanapun kita pergi selalu dalam lindungan dan pengawasan Allah SWT;

f. kita akan merasa semakin dekat dengan Allah, dan begitu juga sebaliknya. diakhirat kelak, kita akan mendapat tempat yang mulia di sisi Allah, yaitu surga.

----------------------

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah (MTs) Propinsi Jawa Tengah 2009.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »